Teori dan Konsep Kepribadian Keperawatan



BAB I PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Psikologi kepribadian adalah salah satu cabang dari ilmu psikologi. Psikologi kepribadian merupakan salah satu ilmu dasar yang penting guna memahami ilmu psikologi. Manusia sebagai objek material dalam pembelajaran ilmu psikologi tentu memiliki kepribadian dan watak yang berbeda satu dengan yang lainnya. Watak digunakan untuk memberikan penafsiran kepada benda-benda maupun manusia.
secara sederhana bahwa yang dimaksud kepribadian (personality) merupakan ciri-ciri dan sifat-sifat khas yang mewakili sikap atau tabiat seseorang, yang mencakup pola - pola pemikiran dan perasaan, konsep diri, dan mentalitas yang umumnya sejalan dengan kebiasaan umum. Dari situ lah timbul yang namanya  pengetahuan, Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui yang tersusun secara logis dan sistematis dengan memperhitungkan sebab –akibat dan dapat untuk menerangkan gejala – gejala tertentu. Unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa seorang manusia yang sadar, secara nyata terkandung dalam otaknya.
Seiring dengan perkembangan zaman dan berkembangnya rasa keingintahuan dalam memahami manusia. Salah satu teori yang dijadikan pembelajaran dalam memahami kepribadian dan watak manusia.

1.2  Rumusan Masalah
1.2.1        Apa pengertian dari perilaku?
1.2.2        Apa pengertian dari kepribadian?
1.2.3        Apa perbedaan kepribadian dengan watak dan tabiat?
1.2.4        Bagaimana kepribadian berdasarkan pendekatan biologi?
1.2.5        Bagaimana kepribadian berdasarkan pendekatan psikoanalisis menurut Freud, Jung, Sullivan, dan Erikson?
1.3  Tujuan
1.3.1        Untuk mengetahui pengertian dari perilaku.
1.3.2        Untuk mengetahui pengertian dari kepribadian.
1.3.3        Untuk mengetahui perbedaan kepribadian dengan watak dan tabiat.
1.3.4        Untuk mengetahui kepribadian berdasarkan pendekatan biologi.
1.3.5        Untuk mengetahui kepribadian berdasarkan pendekatan psikoanalisis menurut Freud, Jung, Sullivan, dan Erikson.
1.4  Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari pembuatan makalah ini yaitu:
1.4.1        Memberikan wawasan yang spesifik untuk mahasiswa mengenai konsep dan teori kepribadian.
1.4.2        Mahasiswa dapat mengetahui perbedaan pengertian kepribadian berdasarkan pendekatan biologi dan psikoanalisis.
1.5  Metode Penulisan
1.5.1        Kajian Pustaka
Pada bagian ini, penulis membaca buku dan literatur yang berhubungan dengan penulisan makalah ini.
1.5.2        Internet
Pada bagian ini, penulis juga mencari literatur yang berhubungan dengan penulisa makalah ini dari internet.


















BAB 2 PEMBAHASAN
           
2.1 Pengertian Perilaku
            Dari sudut biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan, yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Perilaku manusia adalah suatu aktivitas manusia itu sendiri, secara operasioanal perilaku dapat diartikan suatu respon organisme atau seseorang terhadap rangsangan dari luar subyek tersebut (Soekidjo, N., 1993:55&58).
            Ensiclopedi Amerika, perilaku diartikan sebagai suatu aksi-reaksi organisme terhadap lingkunganny. Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi yakni yang disebut rangsangan. Berarti rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu (Notoadmodjo, S., 1997:60).
            Robert Kwick (1974), perilaku adalah tindakan atau perilaku suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. Umum, perilaku manusia pada hakikatnya adalah proses interaksi individu dengan lingkungannya sebagai manivestasi hayati bahwa dia adalah makhluk hidup (Sri Kusmiati & Desminiarti, 1990:1). Menurut Drs. Sunaryo, yang disebut perilaku manusia adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan respon serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung.
            Jadi, periaku individu adalah manifestasi dari kepribadian yang di miliknya sebagai perpaduan antara faktor genetik dan lingkungan.perilaku individu tidak ada yang sama karena adanya perbedaan kepribadian yang di miliki individu, yang di pengaruhi oleh aspek kehidupan, seperti pengalaman, usia, watak, tabiat, sistem norma, nilai, dan kepercayaan yang di anutnya.
                       
2.2 Pengertian Kepribadian
            Konsep kepribadian merupakan konsep yang luas, tetapi secara sederhana istilah kepribadian mencakup karakteristik parilaku individu. Setiap individu memiliki kepribadian yang unik yang dapat di bedakan dengan individu lain. Berikut ini adalah beberapa pengertian kepribadian menurut para ahli :
1.      Theodore R. Newcombe, menjelaskan bahwa keperibadian adalah organisasi sikap-sikap yang di miliki seseorang sebagai latar belakang sebagai perilaku.
2.      Yinger, berpendapat bahwa kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan sisitem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi.
3.      Koentjaraningrat, berpendapat bahwa kepribadian adalah ciri-ciri watak yang di perlihatkan secara konsisten dan konsekuen sehingga seorang individu memiliki suatu identitas yang khas dan berbeda dari individu lain.
4.      Robet Sothirland (dkk), mengenggap bahwa keprbadian merupakan abstark individu dan kelakuannya sebagaimana halnya dengan masyarakat dan kebudayaan dengan demikian kepribadian di gambarkan sebagai hubungan saling mempengaruhi antara tiga aspek tersebut.
5.      Roucek dan warren, menjelaskan bahwa kepribadian adalah organisai faktor-faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang mendasari perilaku individu.
Kesimpulan dari berbagai devinisi tersebut dapat di katakan bahwa kepribadia sesungguhnya merupakan integrasi dari kecenderungan seseorang untuk berperasaan, bersikap, bertindak, dan berprilaku sosial tertentu. Dengan demikian, kepribadian memberi watak yang khas bagi individu dalam kehidupan sehari-hari. Kepribadian bukanlah preilaku namun kepribadianlah yang membentuk prilaku manusia, sehingga dapat di lihat dari cara berfikir, berbicar, atau berprilaku. Kepribadian  lebih berada dalam psikis (jiwa) seseorang yang di perlihatkan dalam perilaku. Kepribadian mencakup kebiasaan, sikap, dan sikap sesorang yang khas dan berkembang apabila berhubungan dengan orang lain.

2.3 Perbedaan Kepribadian dengan Watak dan Tabiat
            Kepribadian, watak, dan tabiat mengandung pengertian yang sering tumpang tindih dan sering tertukar, oleh karena itu perlu diberikan penjelasan lebih lanjut mengenai pengertian dari kepribadian, watak, dan tabiat. Berikut adalah penjelasaannya:

·         Kepribadian (Personalitas)
Salah satu pengertian kepribadian adalah “bagaimana individu tampil dan menimbulkan kesan bagi individu lain” atau “suatu organisasi yang dinamis dan sistem psikofisik individu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran individu secara khas sehingga ia dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya” (Allport, 1951).
Ada pengertian populer yang menyebutkan kepribadian adalah kualitas seseorang yang menyebabkan ia disenangi atau disegani oleh orang lain.
·         Watak (Karakter)
Watak adalah kepribadian yang dipengaruhi oleh motivasi yang menggerakkan kemauan sehingga orang tersebut bertindak. Jadi, dimaksudkan bahwa kepribadian seseorang menunjukkan tindakan akibat kemauan yang teguh dan kukuh maka ia dinamakan seseorang yang berwatak atau sebaliknya.
Menurut Sumadi (1985), watak adalah keseluruhan atau totalitas kemungkinan-kemungkinan bereaksi secara emosional dan volisional seseorang yang terbentuk selama hidupnya oleh unsur-unsur dari dalam (dasar, keturunan, dan faktor-faktor endogen) dan unsur-unsur dari luar (pendidikan dan pengalaman, serta faktor-faktor eksogen). Kata watak dipergunakan apabila orang bermaksud mengenakan norma-norma pada orang yang sedang dibicarakan misalnya ungkapan: “ia orang yang pandai, tetapi sayang tidak berwatak dan ia orang terdidik tapi tak punya watak”.
·         Tabiat (temperamen)
Tabiat adalah kepribadian yang lebih bergantung pada keadaan badania. Secara singkat dapat di katakan bahwa tabiat adalah konstitusi kejiwaan.
Menurut Allprot tabiat adalah “gejala karakteristik dari sifat emosi individu, termasuk mudah tidaknya terkena rangsangan emosi, kekuatan dan kecepatannya bereaksi, kualitas kekuatan suasana hati secara fluktuasi dan intensitas suasana hati, serta bergantung pada faktor, konstitusional, yng karenanya terutam berasal dari keturunan”. Jadi ,tabiat sifatnya turun menurun dan tidak dapat di ubah oleh pengaruh-pengruh dari luar.
2.4 Kepribadian Berdasarkan Pendekatan Biologi
Perspektif/pendekatan biologis yaitu sebuah pendekatan psikologi yang menekankan pada berbagai peristiwa yang berlangsung dalam tubuh mempengaruhi perilaku, perasaan dan pikiran seseorang. Perspektif Biologis memunculkan psikologi evolusi yaitu suatu bidang psikologi yang nenekankan pada mekanisme evolusi yang membantu menjelaskan kesamaan di antara manusia dalam kognisi, perkembangan, emosi praktek-praktek sosial, dan area-area lain dari perilaku.
Teori dalam perspektif biologi yang mempelajari perilaku genomik yang mempertimbangkan bagaimana gen mempengaruhi perilaku. Pendekatan biologis berpendapat bahwa perilaku sebagian diwariskan dan memiliki fungsi (atau evolusi) adaptif.
Dalam pendekatan biologis menjelaskan bahwa setiap perilaku seseorang mendapatkan pengaruh biologis. Seperti halnya pengaruh hormonal dalam tubuh dan sistem syaraf dipandang memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku seseorang. Dimana dalam ilmu psikologi itu adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku-perilaku manusia. Contohnya, tindakan agresi atau kekerasan yang dilakukan seseorang itu karena dipengaruhi oleh faktor-faktor biologis.
Psikolog biologi menjelaskan perilaku dalam hal neurologis, yaitu fisiologi dan struktur otak dan bagaimana ini mempengaruhi perilaku. Banyak psikolog biologis telah berkonsentrasi pada perilaku abnormal dan telah mencoba untuk menjelaskannya. Misalnya psikolog biologi percaya bahwa skizofrenia dipengaruhi oleh tingkat dopamine (neurotransmitter).
2.5 Kepribadian Berdasarkan Pendekatan Psikoanalisis menurut Freud, Jung,        Sullivan, dan Erikson
Ø  Sigmund Freud (1856-1939)
Menurut Freud kepribadian dibagi terdiri atas tiga sistem atau aspek, yaitu:
1.      Das Es (the id), yaitu aspek biologis
Das Es atau dalam bahasa inggris the Id disebut juga oleh FREUD System der Unbewussten. Aspek ini adalah aspek biologis yang merupakan sistem yang orisinil dalam kepribadian, dari aspek inilah kedua aspek yang lain tumbuh. Das Es berisikan hal-hal yang dibawa sejak lahir (unsur-unsur biologis), termasuk instink-instink. Das Es merupakan “reservoir” energi psikis yang menggerakkan Das Ich dan Das Uber Ich. Energi psikis di dalam Das Es itu dapat meningkat oleh perangsang, baik perangsang dari luar maupun dari dalam. Apabila energi itu meningkat, maka akan menimbulkan tegangan, dan ini menimbulkan pengalaman tidak enak yang oleh Das Es tidak dapat dibiarkan, karena itu apabila energi meningkat yang berarti ada tegangan, segeralah Das Es mendiskusikan energi itu untuk menghilangkan rasa tidak enak itu.
2.      Das Ich (the ego), yaitu aspek psychologis
Das Ich atau dalam bahasa Inggris the ego merupakan kepribadianyang timbul karenakebutuhan organisme untuk berhubungan secara baik dengan dunia kenyataan (realitas). Di dalam fungsinya, Das Ich berpegang pada “prinsip kenyataan” atau “prinsip realita” dan bereaksi dengan proses sekunder. Das Ich dapat pu;la dipandang sebagai aspek eksekutip dari pada kepribadian, oleh karena itu Das Ich mengontol jalan-jalan yang ditempuh, memilih kebutuhan yang dapat dipenuhi serta cara untuk memenuhinya, serta memilih objek yang dapat memenuhi kebutuhan.
3.      Das Ueber Ich (the super ego), yaitu aspek sosiologis.
Das Ueber Ich adalah aspek sosiologis dari kepribadian, merupakan wakil dari nilai-nilai tradisionals serta cita-cita masyarakat sebagaimana ditafsirkan orang tua kepada anak-anaknya, yang dimasukkan dengan berbagai perintah dan larangan. Das Ueber Ich lebih merupakan kesempurnaan daripada kesenangan, karena itu Ueber Ich dapat pula dianggap sebaga aspek moral daripada kepribadian. Fungsi pokoknya adalah unyuk menentukan apakah benar atau salah, pantas atau tidak, susila atau tidak, dan dengan demikian pribadi dapat bertindak sebagai moral masyarakat.

      
            Freud berpendapat bahwa anak samaoi umur 5 tahun melewati fase yang terdeferensiansikan secara dinamis,kemudian sampai umur 12 tahun atau 13 tahun mengalami fase latent, yaitu dinamika menjadi lebih stabil bagi Freud masa sampai umur 20 tahun adalah masa yang menentukan kepribadian. Tiap fase (dari lahir samapi kira-kira umur 5 tahun) ditentuka atas dasar cara-cara reaksibagian tubuh tertentu. Adapun fase-fase tersebut ialah:
1.      Fase Oral
·         Terjadi sekitar usia 0 bulan-2 tahun 
·         Berpusat kepada pemuasan id di daerah oral
·         Tugas perkembangan fase oral adalah memperoleh rasa percaya, yaitu percaya kepada orang lain , dunia, dan diri sendiri 
·         Apabila anak tidak mendapatkannya maka akan terjadi gangguan pada tahap perkembangan berikutnya yaitu permasalahan dalam berhubungan dengan orang lain- gangguan interpersonal
·         Contoh: mengunyah permen karet (agresif), merokok, makan yang berlebihan (pasif)
2.      Fase Anal
·         Usia 1 sampai dengan 3 tahun 
·         Toilet training, pengalaman pertama dalam disiplin 
·         Tugas perkembangan memperoleh kemandirian, kekuatan dan otonomi 
·         Sikap orang tua sangat dalam fase ini sangat berpengaruh kepada pembentukan keperibadian
·         Contoh: sangat rapi dan teratur(terlalu bagus) ceroboh, sembrono (gagal)

3.       Fase Falik
·         Usia 3-6 tahun 
·         Aktivitas seksual dimulai dan menjadi intens. E.g. masturbasi 
·         Periode perkembangan nurani 
·         Jika orangtua menanamkan nilai moral yang berlebihan dapat menyebabkan pengendalian superego yang berlebihan 
·         Anak-anak perlu menerima perasaan-perasaan seksualnya sebagai hal yang alamiah dan belajar memandang tubuhnya secara sehat 
·         Gagal dalam fase ini dapat menyebabkan perasaan-perasaan yang membingungkan sehubungan dengan identitas peranan seksualnya
·         Contoh: Oedipus complex,electra complex 

4.      Fase Laten
·         Usia 6-12 tahun 
·         Energi seksual menurun/ tidak begitu dominan digantikan dengan ketertarikan pada keinginan untuk bersosialisasi 
·         Ditandai dengan tumbuhnya minat untuk mengeksplorasi hobi dan kegiatan baru 
·         Berhasil pada fase ini akan berdampak pada perasaan mampu dan inisiatif 
·         Gagal dalam fase ini berdampak pada rendahnya rasa percaya diri 

5.      Fase Genital
·         Dimulai usia 12-60 sampai seterusnya 
·         Tiap fase dibangun berdasarkan fase sebelumnya 
·         Fase ini seseorang harus bisa indpendent dari orang tuanya 
·         Fase ini seseorang harus bisa menghadapi dan menyelesaikan konflik psikoseksual dari masa lalunya 
·         Fase ini berpusat pada genital, yang sifatnya konsensual dan dewasa, bukan yang kekanak-kanakan. Jadi ada pergeseran dari cara mengekspresikannya tidak lagi berbentuk insting tetapi lebih bersifat simbolis dan intelektual.contoh: hubungan cinta, keluarga 
·         Contoh: impoten, ketidakpuasan dengan hubugan yang ada.

Ø  Carl Gustav Jung
Ø  Menurut teori Jung, pikiran atau psikis terbagi menjadi tiga bagian: (1) ego sadar (2) ketidaksadaran personal, dan (3) ketidaksadaran kolektif

Ego sadar. Ego yang dikemukakan oleh Jung ini sangat mirip dengan ego yang diajukan oleh Freud dalam hal cakupan dan artinya, yaitu aspek dari kepribadian yang disadari ditambah dengan perasaan akan diri (Jung percaya bahwa identitias personal ini, atau ego, berkembang ketika individu berusia sekitar empat tahun).

Ketidaksadaran personal. Komponen pikiran kedua yang dikemukakan oleh Jung, ketidaksadaran personal (personal unconscious), berisikan pemikiran-pemikiran dan perasaan-perasaan yang bukan merupakan bagian dari kesadaran saat ini, akan tetapi sesungguhnya masih tetap dapat diakses. Ketidaksadaran personal ini berisi pemikiran-pemikiran dan dorongan-dorongan yang tidak penting pada masa kini, seperti halnya pemikiran dan dorongan yang ditekan secara aktif karena sifatnya yang mengancam ego. Sebagai contoh: ketika anda berada di salah satu kuliah psikologi, anda tidak akan berpikir mengenai kencan anda semalam. Informasi tersebut tidak ditekan ke bawah sadar, hanya saja saat itu sedang tidak diperlukan atau tidak relevan dengan kondisi yang ada. Rekan yang duduk di samping anda mungkin memiliki rasa benci dan dendam yang mendalam kepada saudara kandungnya karena persaingan di masa lalu, namun dibesarkan di keluarga yang sangat menjunjung tinggi rasa cinta pada keluarga. Orang tersebut mungkin menekan dendam yang dirasakannya karena ia ingin keluarganya melihat dirinya sebagai orang yang “baik”. Kedua pemikiran dan dorongan tersebut oleh Jung dianggap sebagai bagian dari ketidaksadaran personal.

Jung juga memandang ketidaksadaran personal mencakup materi masa lalu (retrospektif) dan masa depan (prospektif). Pemikiran ini berkembang dari observasi Jung terhadap para pasiennya yang mengalami mimpi yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa dan persoalan-persoalan masa depan. Hal ini bukan berarti bahwa mereka “melihat” masa depan, namun lebih bahwa mereka merasakan hal-hal yang mungkin akan terjadi. Pada akhirnya, Jung percaya bahwa ketidaksadaraan personal ada untuk mengimbangi ide-ide dan sikap-sikap sadar, yaitu jika pandangan sadar seseorang hanya melihat satu sisi, ketidaksadaran personal mungkin akan melihat sudut pandang yang sebaliknya melalui mimpi atau cara lain, sebagai usaha untuk mengembalikan keseimbangan yang dimaksud.

Ketidaksadaran Kolektif. Komponen ketiga dari psikis, oleh Jung disebut sebagai ketidaksadaran kolektif (collective unconscious). Mungkin yang paling controversial adalah fakta bahwa ketidaksadaran kolektif ini melibatkan tingkat yang lebih dalam dari ketidaksadaran dan dibentuk oleh symbol emosional yang sangat kuat yang disebut sebagai arketipe (archetype). Gambaran ini sudah dikenal oleh banyak orang dan telah terbentuk sejak awal mula kehidupan. Arketipe-arketipe ini berasal dari reaksi-reaksi emosional nenek moyang kita terhadap peristiwa-peristiwa yang terus menerus berulang, seperti terbit dan tenggelamnya matahari, perubahan musim, dan hubungan interpersonal yang terus menerus muncul seperti hubungan ibu dan anak. Adanya arkatipe atau pola-pola emosi tertentu mempengaruhi kita untuk berperilaku danlam cara yang terprediksi terhadap stimulus yang umum. Jung mendeskripsikan banyak arketipe yang berbeda-beda, seperti arketipe pahlawan, orang tua yang bijak, yang seccara jelas muncul dalam film-film seperti Star Wars. 


Ø  Erik Erikson (15 Juni 1902)
Erikson mengembangkan  teori psikososial sebagai pengembangan dari teori psiko analisis dari Freud. Di dalam toeri psikososial disebutkan bahwa tahap perkembangan individu selama siklus hidupnya, dibentuk oleh pengaruh sosial yang berinteraksi dengan individu yang menjadi matang secara fisik dan psikologis.
Inti teori Erikson, yaitu:
a.       Perkembangan emosional sejajar dengan peryumbuhan fisik.
b.      Adanya interaksi anatara pertumbuhan fisik dan perkembanga psikologis.
c.       Adanya keteraturan yang sama antara pertumbuhan fisik dan perkembangan psikologis.
d.      Dalam menuju kedewasaan, perkembangan psikologis, biologis, dan sosial akan menyatu.
e.       Setiap anak adalah gabungan dari organisme, ego, dan makhluk sosial.
f.       Perkembangan manusia dari lahir hingga akhir hayat dibagi menjadi 8 fase, dengan tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan pada setiap fase.

Ø  Harry Stack Sullivian
Sullivian merupakan pencipta segi pandangan baru tentang psikologi yang dikenal dengan nama interpersonal theory of psychiatry. Keterkaitn teori psikologi interpersonal dengan psikologi kepribaian yaitu, teori ini mengajarkan “pola yang relative menetap dari situasi-situasi antar pribadi yang berulang yang menjadi ciri kehidupan manusia”.
Sullivian menguraikan enam tahap perkembangan kepribadian. Ke enam tahap tersebut adalah:
1.      Masa Bayi
Masa bayi mulai dari lahir sampai saat belajar bicara. Ini adalah masa dimana daerah oral merupakan daerah utama dalam interaksi antara bayi dan lingkungannya. Perawatan yang diberikan Ibu memberikan bayi pengalaman anatr pribadi yang pertama. Segi lingkungan yang menonjol pada masa bayi adalah benda yang menyediakan makanan kepada bayi yang lapar.
2.      Masa kanak-kanak
Salah satu peristiwa dramatik dalam masa kanak-kanak adalah transformasi jahat, yakni perasaan bahwa orang hidup diantara msuh-musuh. Transformas jahat merusakkan hubungan antar pribadi anak dan menyebabkan anak mengisolasikan diri.
3.      Masa Juvenile (Pueral)
Tahap Juvenile berlangsung sepenjang sebagian besar tn-tahun sekolah dasar. Inilah masa untuk belajar menjadi sosial, mempenduk pada troleh pengalaman-pengalaman tunduk pada tokoh autoritas diluar keluarga, bersaing dan bekerjasama, mempelajari arti mengasingkan diri dari pergaulan, penghinaan, dan perasaan kelompok.
4.      Masa Pra-adolesen
Masa pra-adolesen yang relatif singkat ditandai oleh kebutuhan akan hubugan yang akrab dengan kawan sejenis, sahabat yang dapat dipercaya, dan dapat dipercaya dalam melaksanakan tugas-tugas dan memecahkan masalah-masalah hidup. Inilah masa yang sanagt penting, karena masa ini menadakan permulaan hubungan manusiawi sejati dengan orang lain. Paa masa ini, ana mulai membangun hubungan dengan kawan sebayanya diamama terdapat persamaan, kerjasama, tindakan timbal balik diantara anggota lainnya.
5.      Masa Adolesen Awal
Tantangan utama masa adolesen awal adalah mengembangkan pola aktivitas heteroseksual. Perubahan fisiologis pada pubertas dialami oleh remaja sebagai perasaan birahi, dari perasaan ini timbulah dinamisme birahi dan mulai menampak dalam kepribadian.
6.      Masa Adolesen Akhir
Masa adolesen akhir dimulai ketika anak-anak muda sanggup merasakan nafsudan keintiman terhada satu orang yang sama, dan ini berakhir pda masa dewasa saat mereka sanggu membangun sebuah cinta yang abadi.




BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN







3.2 SARAN




















DAFTAR PUSTAKA

Sujanto, Agus. 1999. Psikologi Kepribdian. Jakarta: Bumi Aksara
Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC
Calvin S. Hall, dan Gardner Lindzey. 1993. Psikologi Kepribadian I. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
fazan.web.id
www.academia.edu






















                                                                             



TEORI DAN KONSEP KEPRIBADIAN

index.png

OLEH
BAGUS MAULANA
152310101188





PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN 2015

Komentar

Postingan Populer